Sistem Struktur pada Bangunan Gedung Bertingkat
1. Pengantar Aplikasi Sistem Struktur pada Bangunan
Sistem struktur pada bangunan gedung secara garis besar menggunakan beberapa sistem utama
a) Struktur Rangka atau Skeleton
Struktur kerangka atau skeleton terdiri atas komposisi dari kolomkolom dan balok-balok. Kolom sebagai unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horisontal yang berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian beban dan gaya ke kolom. Kedua unsur ini harus tahan terhadap tekuk dan lentur.
Gambar 4.19. Gedung dengan struktur rangka beton
Sumber: Macdonald, 2002
Selanjutnya dilengkapi dengan sistem lantai, dinding, dan komponen
lain untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk pembentuk ruang. Sistem
dan komponen tersebut diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen
rangka bangunan. Dapat dikatakan bahwa elemen yang menempel pada rangka
bukanlah elemen struktural (elemen non-struktural). Bahan yang umumnya
dipakai pada sistem struktur rangka adalah kayu, baja, beton (Gambar
4.19) termasuk beton pra-cetak . Semua bahan tersebut harus tahan
terhadap gaya-gaya tarik, tekan, puntir dan lentur. Saat ini bahan yang
paling banyak digunakan adalah baja dan beton bertulang karena mampu
menahan gaya-gaya tersebut dalam skala yang besar. Untuk bahan pengisi
non-strukturalnya dapat digunakan bahan yang ringan dan tidak mempunyai
daya dukung yang besar, seperti susunan bata, dinding kayu, kaca dan
lainnya.Sistem rangka yang dibentuk dengan elemen vertikal dan horisontal baik garis atau bidang, akan membentuk pola satuan ukuran yang disebut grid (Gambar4.20). Grid berarti kisi-kisi yang bersilangan tegak lurus satu dengan lainnya membentuk pola yang teratur. Berdasarkan pola yang dibentuk serta arah penyaluran pembebanan atau gayanya, maka sistem rangka umumnya terdiri atas dua macam yaitu: sistem rangka dengan bentang satu arah (one way spanning) dan bentang dua arah (two way spanning). Bentuk grid persegi panjang menggunakan sistem bentang satu arah, dengan penyaluran gaya ke arah bentang yang pendek. Sedangkan untuk pola grid yang cenderung bujursangkar maka penyaluran gaya terjadi ke arah kedua sisinya, maka sistem struktur yang digunakan adalah sistem bentang dua arah. Aksi struktur dua arah dapat diperoleh jika perbandingan dimensi bentang panjang dengan bentang pendek lebih kecil dari 1,5.
Gambar 4.20. Tipikal struktur gedung berlantai banyak
Sumber: Schodek, 1999
Sistem struktur rangka banyak berkembang untuk aplikasi pada bangunan tinggi (multi-storey structure) dan bangunan dengan bentang lebar (long-span structure)Sumber: Schodek, 1999
b) Struktur Rangka Ruang
Sistem rangka ruang dikembangkan dari sistem struktur rangka batang dengan penambahan rangka batang kearah tiga dimensinya (gambar 4.21). Struktur rangka ruang adalah komposisi dari batang-batang yang masing-masing berdiri sendiri, memikul gaya tekan atau gaya tarik yang sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem tiga dimensi atau ruang. Bentuk rangka ruang dikembangkan dari pola grid dua lapis (doubel-layer grids), dengan batang-batang yangmenghubungkan titik-titik grid secara tiga dimensional.
Gambar 4.21. Contoh aplikasi sistem rangka ruang
Sumber: Macdonald, 2002
Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:− Rangka batang bidang
− Piramid dengan dasar segiempat membentuk oktahedron
− Piramid dengan dasar segitiga membentuk tetrahedron (Gambar 4,22)
Gambar 4.22. Elemen dasar pembentuk sistem rangka ruang
Sumber: Schodek, 1999
Beberapa sistem selanjutnya dikembangkan model rangka ruang berdasarkan pengembangan sistem konstruksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar